
Ramadan merupakan satu dari 12 bulan dari kalender hijriyah yang memiliki keistimewaan tersendiri dibanding 11 bulan lainnya. Di mana pada bulan Ramadan, umat Islam juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi umat Islam, sekaligus sebagai bagian dari rukun Islam. Sebagaimana perintah berpuasa yang tertuang dalam QS Al-Baqarah: 183; “WAHAI orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. Agar kamu bertakwa,”.
Ayat di atas merupakan salah satu perintah bagi setiap muslim yang beriman agar melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadan, sekaligus menjalankan salah satu dari 5 (lima) rukun Islam setelah Syahadat dan Shalat, serta zakat dan berhaji ke tanah suci Makkah.
Namun perlu digaris bawahi bahwa ibadah puasa tidak hanya sekedar menahan dahaga dan lapar semata, sebab jika hal itu terjadi, puasa yang dilakukan justru akan terjebak pada dimensi fisik belaka. Sementara substansi dari ibadah puasa lebih condong pada dimensi jiwa spiritual, tepatnya memadukan dimensi fisik dan kejiwaan.
Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam; “Begitu banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus belaka,” al-Hadits. Sehingga dari kedua dalil tersebut, kita dapat kiranya menyimpulkan; untuk apa puasa diwajibkan, terlebih kewajiban tersebut hanya sebulan selama Ramadan.
Terlepas dari itu, sudah sangat semestinya bagi umat Islam untuk memanfaatkan momentum tersebut dengan meningkatkan beragam ibadah, apalagi Ramadan merupakan bulan penuh berkah dan manfaat buat kehidupan manusia.
Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia mengklasifikasikan bulan Ramadan menjadi tiga tahapan berbeda pada setiap 10 hari Ramadan. Meliputi 10 hari pertama berisi rahmat, 10 hari berikutnya berisi ampunan (maghfiroh), serta 10 hari terakhir berisi nikmat.
Sedikitnya terdapat empat manfaat yang bisa diperoleh umat Islam melalui Ramadan, meliputi manfaat yang bersifat lahiriah, serta manfaat yang bersifat batiniyah. Manfaat lahiriyah dapat dilihat melalui aspek kesehatan dan ketajaman serta kejernihan berpikir.
Sementara manfaat batiniyah yang bersifat peneguhan keyakinan dan pengendalian diri, manfaat sosial yang berfungsi menbangun kembali sendi kehidupan sosial yang kolektif, serta manfaat spiritual yang berkaitan dengan kedekatan kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Fenomena tersebut justru sangat memungkinkan dan dirasakan secara langsung selama beribadah pada bulan Ramadan, tentunya ibadah dengan penuh ketekunan dan bersungguh-sungguh. Sebab melalui ‘kesungguhan’ menjalankan puasa, akhirnya kita dapatterhindar dari melaksanakan kewajiban yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga belaka.
Tidak hanya itu, momentum Ramadan juga terdapat sebuah peristiwa yang tidak kalah penting, yakni diturunkannya al-Qur’an al-Karim atau wahyu pertama yang diterima oleh Sang Revolusioner Dunia, Muhammad bin Abdullah pada 14 abad silam.
Bersamaan dengan momentum tersebut, sudah semestinya sebagai muslim harus senantiasa memotivasi diri untuk terus meningkatkan ghiroh beribadah di bulan penuh berkah. Sekaligus berharap agar ibadah yang dilakukan bersamaan dengan Lailatul Qadr pada 10 terakhir Ramadan. Wallahu A’lam. [adm]
Artikel serupa diterbitkan di beritajatim.com; https://beritajatim.com/sorotan/marhaban-ya-ramadan/