Dr. Arrazy Hasyim menilai terdapat dua tantangan berbeda tentang paham Ahlussunnah Waljama’ah (Aswaja) di tengah-tengah masyarakat global, khususnya di Era Society 5.0 seperti saat ini.
Hal tersebut disampaikan dalam Seminar Nasional yang digelar Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan, yang dipusatkan di Auditorium Perguruan Tinggi yang beralamat di Jl Raya Palengaan (Palduding) Nomor 2 Pamekasan, Jum’at (7/1/2022).
Dalam seminar yang yang mengusung tema ‘Tantangan Ahlussunnah Waljama’ah di Era Society 5.0’, dikemas dengan model talkshow. Di mana terjadi interaksi antara narasumber dengan peserta yang diikuti dari kalangan akademisi, mahasiswa serta umum yang dikemas secara virtual.
“Tantangan internal Ahlussunnah Waljama’ah di era ini bisa diklasidikasikan dalam dua hal, meliputi hal wasilah atau media, serta hal maqasid atau tujuan,” kata Dr Arrazy Hasyim yang juga sempat diplot sebagai pemateri pada pembukaan ajang internasional Pekan Ngaji 7 Pesantren Bata-Bata, Rabu (5/1/2022) lalu.
Tantangan dari lingkup internal tersebut tentunya harus disikapi secara bijak, sekaligus menekankan pada pola pikir positif. “Artinya kita harus mampu menggunakan media sesuai dengan perkembangan zaman, khususnya teknologi informasi,” ungkapnya.
“Termasuk juga kita harus memiliki pemahaman yang utuh, khususnya tentang Islam. Sehingga hal itu nantinya dapat menjadi pemahaman yang menyeluruh dan dapat diterima oleh kalangan masyarakat global,” sambung pendakwah muda yang akrab disapa Buya Arrazy.
Sementara tantangan eksternal dapat dilihat dari berbagai fenomena penting yang cenderung ‘memanfaatkan agama’ sebagai isu strategis. “Tantangan eksternal datang dari aliran lain, semisal Syi’ah, Wahabi, Pluralis, Liberal dan lainnya. Termasuk juga kelompok yang mengamankan politik,” jelasnya.
“Untuk itu, sangat diperlukan bagi kita semua untuk menguatkan bidang keilmuan dan keyakinan kita tentang Ahlussunnah Waljama’ah. Sehingga kita dapat melihat berbagai perbedaan di kalangan umat Islam sebagai sebuah rahmat,” pungkasnya.
Dalam kegiatan yang dipandu Dr Ismail sebagai moderator, peserta juga mendapat kesempatan untuk menanyakan beberapa hal yang berhubungan dengan materi. Sehingga terjadi interaksi antara narasumber dengan peserta. [adm]