Program Kuliah Observasi Lapangan (KOL) dan Experiential Learning (EXEL) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (EBIS) Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan, dinilai sebagai proses pembelajaran penuh tantangan.
Program yang dikhususkan bagi mahasiswa semester VI Progam Studi (Prodi) Ekonomi Syariah (ESY) dan Perbankan Syariah (PSY) di lingkungan Perguruan Tinggi yang beralamat di Jl Raya Palengaan (Palduding) Nomor 2 Pamekasan, mahasiswa dituntut melakukan loby ke sejumlah perusahaan secara mandiri.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar mahasiswa dapat melaksanakan program KOL dan EXEL yang saat ini diterapkan berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya. Sehingga dibutuhkan pembelajaran secara langsung yang dinilai sangat menantang.
Terlebih sejumlah mahasiswa juga dituntut melakukan proses loby pada perusahaan atau lembaga keuangan yang dijadikan sebagai sasaran pelaksanaan. Kondisi tersebut tentunya membutuhkan komitmen dari mahasiswa untuk mendapatkan izin dari lokasi yang akan mereka tempati selama 15 hari program berlangsung.
“Memang dari awal mahasiswa merasa khawatir untuk melakukan loby ke berbagai perusahaan atau lembaga keuangan yang dituju sebagai lokasi observasi. Tapi setelah diberikan arahan dan trik, akhirnya mereka mendapatkan izin untuk melaksanakan program ini,” kata salah satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Taufik Aris saputra.
Selain itu, pihaknya menilai program KOL dan EXEL angkatan kelima memang berbeda dari program sebelumnya. Kondisi tersebut juga menuntut mahasiswa agar sedikit kreatif sekaligus harus mempraktikkan beragam materi yang didapat di bangku kuliah.
“Jadi disini bentuk keunikan program KOL dan EXEL secara mandiri yang dilaksanakan pada tahun ini, di mana mahasiswa dituntut menampilkan berbagai performa terbaik yang meyakinkan agar dipercaya pihak perusahaan atau lembaga keuangan. Ini penting karena mahasiswa harus memiliki skill komunikasi efektif jika ingin terjun ke dunia bisnis,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan salah satu peserta KOL dan EXEL, Ike Nurjannah. Ia menilai program yang dikonsep secara mandiri harus benar-benar membuktikan aplikasi teoritis. “Program ini memberikan kesempatan bagi kami untuk mengembangkan sikap ingin tahu, sekaligus mengaplikasikan konsep secara langsung dan konkrit,” ungkapnya.
“Memang pada awalnya kami merasa kesulitan mendapatkan izin dari lokasi yang kami jadikan sebagai sasaran program, apalagi dengan kondisi pandemi seperti saat ini. Tapi akhirnya kami juga mendapatkan izin untuk menambah wawasan di lokasi yang kami pilih,” sambung mahasiswa yang memilih praktik di Sokobanah, Sampang.
Senada juga disampaikan mahasiswa lainnya, Ali Said yang menilai program tersebut justru membentuk sikap mandiri saat hendak terjun langsung ke masyarakat. “Ini merupakan proses pendewasaan bagi mahasiswa, sebab mahasiswa dituntut mencari data kongkrit di sebuah perusahaan,” jelasnya.
“Kemungkinan besar langkah ini sebagai bentuk komitmen IAI Al-Khairat Pamekasan, guna menciptakan lulusan mandiri dan siap pakai dan tidak hanya menciptakan ‘pengangguran intelektual’. Tetapi justru melatih kemandirian mahasiswa sebagai bekal untuk menjadi produktif,” pungkasnya.
Seperti diketahui, progam KOL dan EXEL Fakultas EBIS IAI Al-Khairat Pamekasan, diikuti sebanyak 142 mahasiswa dari Prodi ESY dan PSY. Mereka melaksanakan program tersebut selama 15 hari, terhitung sejak 6 April hingga 20 April 2020. [adm]