Salah satu dosen Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan, Abdul Gaffar berpartisipasi dalam Konferensi Internasional ‘The 9th International Graduate Conference on Risale-i Nur Studies‘ yang digelar The Instanbul Foundation for Science and Culture, Turki, Minggu (1/7/2018).
Dosen yang tercatat sebagai mahasiswa Doktoral Psikologi Pendidikan Islam (PPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2016, mempresentasikan paper tentang Konsep Aktualisasi Diri Menurut Ajaran Sufisme Bediuzzaman Said Nurse (1877-1960) dalam kita Risalah-i Nur.
“Alhamdulillah capaian ini berkat dukungan orang tua, guru dan teman-teman di civitas akademika IAI Al-Khairat Pamekasan dan Program Pascasarjana PPI UMY. Sehingga paper kami diterima dan mendapat kesempatan presentasi di Istanbul Foundation,” kata Abdul Gaffar.
Dalam kegiatan yang digelar hampir sepekan, yakni hingga Jum’at (7/7/2018). Ia mengaku sangat tertantang dengan berbagai nilai bidang keilmuan, apalagi banyak akademisi yang hadir dan menjadi reviewer guna memberikan feedback pasca presentasi.
“Kami sangat beruntung diberi kesempatan oleh Allah untuk proses ini, kami pun tidak menyia-nyiakan program International Conference di Istanbul. Terutama pada saat mulai proses seleksi penerimaan naskah, dan tentunya banyak pengalaman akademik yang sangat bernilai bagi kami pribadi. Terlebih banyak profesor ahli turut memberikan masukan atas paper yang kami presentasikan,” ungkapnya.
Pada program tersebut terdapat 12 paper yang dinyatakan lolos proses seleksi ketat yang berasal dari berbagai negara, di antaranya dari Australia, Banglades, India, Malaysia, Ukraina dan lainnya. Termasuk juga dari Indonesia. “Alhamdulillah kami terpilih sekaligus mewakili UMY dari Indonesia,” sambung dosen yang akrab disapa Gaffar.
“Paper kami lebih banyak menyinggung persoalan konsep aktualisasi diri menurut Bediuzzaman Said Nursi, meliputi aktualisasi pengabdian ibadah kepada Allah dengan mengubur sifat kesombangan, aktualisasi cahaya keimanan kepada Tuhan. Sekaligus memaparkan peran inner capasity (ruh) dalam kalbu sebagai bukti bahwa dalam diri manusia ada kecakapan batin,” jelasnya.
Tidak hanya itu, ia juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat sejarah Islam di Turki khususnya pasca proses presentasi. Apalagi tempat Daulah Utsmaniyah berjaya juga kaya dengan berbagai artefak Islam, seperti peninggalan Ottoman atau yang sering didengar dengan sebutan Turki Utsmani.
“Dalam rangkaian tour pasca presentasi, kami diajak keliling di tempat sekitar Fatih. Banyak pusaka Islam berupa masjid-masjid megah yang masih berdiri kokoh, seperti masjid Sulaiman, blue mousgue hingga Aya Sofia. Termasuk juga kami dikenalkan dengan Ottoman Ampire di Bursa,” pungkasnya. [*]
Tinggalkan Komentar