Ratusan mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi Syariah (ESY) STAI Al-Khairat Pamekasan mendapatkan bekal dunia bisnis dari Owner Balairedjo dalam rangka Direct Learning Entrepreneur (DLE) di Aula Balairedjo Jl Niaga Pamekasan, Senin (9/4/2018).
Dalam kesempatan itu, salah satu penulis buku yang baru saja selesai menyusun scip From Zero to Hero seputar biografi Hariyanto, Sucipto juga diplot untuk menyampaikan langkah bisnis yang ditekuninya hingga aset saat ini sudah mencapai miliaran rupiah.
Keduanya secara bergantian menyampaikan materi seputar bisnis maupun sosok sukses dibalik bisnis kuliner bagi 117 mahasiswa Prodi ESY. “Dalam kesempatan ini mahasiswa tidak hanya dibekali keterampilan praktis berwirausaha dan motivasi, tapi juga kiat sukses berbasis realitas,” kata Kaprodi ESY STAI Al-Khairat Pamekasan Aang Khunaifi.
Selain itu program DLE dinilai sangat penting dan bukan hanya sekedar kegiatan seremonial biasa, tapi juga memiliki tujuan aplikasi praktis. “Kegiatan ini juga sebagai upaya memberikan rasa percaya diri sekaligus bekal keterampilan, jaringan dan manajemen komprehensif bagi mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur,” tegasnya.
“Oleh karena itu, program DLE ini nantinya akan terus kita kembangkan dengan menjalin komunikasi dan partnership bersama para pebisnis yang kompeten di bidangnya,” jelas pria yang juga menjalani bisnis buku di Jl Mandilaras, Pamekasan.
Sementara Owner Balairedjo Hariyanto juga mengajak mahasiswa agar senantiasa tawakal kepada Allah, khususnya saat kelak menjalani dunia bisnis. “Pada dasarnya modal bisnis itu mudah dan murah, kuncinya adalah tekad yang kuat, niat yang lurus dan menjadikan Allah sebagai sandaran. Karena dengan itu bisa menciptakan karakter pebisnis yang senantiasa bersyukur dan tetap berada dalam jalur bisnis yang halal dan menguntungkan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga dihimbau agar selalu tekun dan ulet saat kelak menajalani dunia bisnis. “Karena dengan demikian (menjadikan Allah sebagai sandaran), setiap pebisnis akan menemukan bisnis yang menguntungkan, memuaskan dan bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat,” jelasnya.
“Dari itu setiap pebisnis wajib menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai harapan dan tumpuan bisnisnya. Sebab jika pebisnis meremehkan kekuasaan Allah, maka bisnisnya akan muda rapuh dan cenderung tidak memuaskan,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Sucipto yang mengaku termotivasi dan penasaran terhadap sosok Hariyanto yang pertama kali ditemuinya di sebuah masjid. “Pertama kami lihat, ia tengah berdizikir pasca salat, ia melakukannya dengan cara tuma’ninah (tenang). Tampak tanpa beban sedikitpun,” ungkapnya.
“Beberapa lama setelah berdiskusi, akhirnya kami menyimpulkan bahwa Hariyanto sebagai sosok pebisnis yang memiliki tekad kuat yang didasarkan pada iman, ikhlas dan istiqomah. Sehingga dari itu kami pun berembug untuk membukukan sosok pebisnis yang saat ini sudah memiliki aset sebanyak Rp 6 miliar,” bebernya.
Keseriusan pebisnis terhadap syariah akan menjadi titik awal pendorong dan penjaga kesuksesan bisnis yang dikelolanya. “Beliau ini lahir dari keluarga sederhana dan serba pas-pasan (zero) hingga tidak mampu mengenyam bangku kuliah. Tapi melalui manajemen lillahi ta’ala, ia akhirnya mampu menjadi pebisnis yang memberikan manfaat (hero) bagi keluarga, karyawan dan masyarakat sekitar,” pungkasnya. [“]
Tinggalkan Komentar